MEMPERBAIKI POWER SUPPLY TV BERTRANSISTOR (BAGIAN 1)
Rangkaian power-supply TV bertransistor mempunyai beberapa pola umum yang paling banyak digunakan sebagaimana telah dibahas dalam tulisan sebelumnya : Pengenalan rangkaian power-supply TV .
Tulisan ini adalah lanjutan dari tulisan tersebut, karena itu bagi yang belum mengikutinya silahkan untuk menyimak terlebih dahulu tulisan tersebut agar apa yang akan diuraikan menjadi lebih jelas.
Gambar (A) memperlihatkan satu model dari beberapa pola rangkaian power-supply bertransistor yang paling umum. Di antara kerusakan-kerusakannya ada sebagian yang dapat menyebabkan TV menjadi mati total, di antaranya adalah :
1.Tegangan keluaran meninggi
2.Tidak ada tegangan keluaran
3.Tidak ada tegangan +300V di main power
Kerusakan power-supply yang menyebabkan TV mati total .
Kerusakan pada poin pertama berefek TV mati total, kadang disertai suara getaran halus dari dalam TV (bukan dari speaker). Kerusakan ini biasanya ditandai dengan adanya “short” (hubung-singkat) antara kolektor dengan emitor transistor output horizontal. Ini akibat transitor tersebut kelebihan suplai tegangan. Apabila transistor telah short maka jalur tegangan keluaran +115V akan terhubung singkat ke gnd s sehingga rangkaian power-supply tidak mengeluarkan tegangan output di semua jalur keluarannya di sirkit sekunder.
Pastikan bahwa kolektor-emitor transistor output horizontal memang telah short dengan mencabut dan memeriksanya.
Setelah itu gantilah kondensator (elco) C3 dengan yang baru karena biasanya ia telah rusak. Kerusakan kondensator inilah penyebab rangkaian power-supply jadi mengeluarkan tegangan terlalu tinggi. Jika dilakukan pengukuran, pada jalur tegangan keluaran +115V akan terukur tegangan sebesar 160V atau lebih.
Sebelum mengganti transistor output horizontal dengan yang baru, check terlebih dahulu tegangan keluaran +115V dengan menghidupkan TV dan melakukan pengukuran menggunakan AVO-meter posisi DCV250 antara jalur +115V dengan gnd s. Jika tegangan telah normal (tanpa beban akan terukur sekitar 120V) matikan TV dan pasanglah transistor output horizontal dengan baik. Setelah itu barulah dilakukan pengetesan TV.
Kerusakan pada poin kedua juga berefek TV mati total. Jika dilakukan pengukuran tegangan maka akan tampak bahwa tegangan Vcc 300V ternyata ada (diukur dengan DCV500), namun semua tegangan keluaran (115V, 24V, 12V atau yang lainnya) tidak ada atau nol Volt.
Kerusakan seperti ini biasa disebabkan oleh putusnya salah satu dari resistor seri R11 dan R12. Kedua resistor tersebut berfungsi memberikan tegangan bias untuk T4. Jika basis T4 tidak mendapatkan tegangan bias maka rangkaian power-supply secara keseluruhan akan tidak bekerja.
Cabut dan pastikan, manakah dari kedua resistor tersebut yang telah putus dengan mengukurnya menggunakan AVO-meter posisi Ohm x1k atau Ohm x10k. Setelah itu gantilah dengan ukuran dan rating daya yang sama.
Apabila kedua resistor sudah tidak masalah tetapi rangkaian tetap tidak mau bekerja, mungkin ada salah satu dari transistor atau dioda-dioda yang sudah rusak, atau (yang paling parah) trafo switchingnya sudah harus diganti. Tetapi ini jarang terjadi.
Hal lain yang bisa menyebabkan tidak adanya tegangan keluaran adalah rusaknya (short) salah satu dioda penyearah di jalur keluaran. Pada contoh gambar di atas adalah D4 dan D5.
Adakalanya rusaknya dioda-dioda ini dipicu oleh rusaknya (short) bagian rangkaian yang disuplai oleh jalur tegangan yang bersangkutan. Sebagai contoh IC audio yang mengalami kerusakan short akan membebani dioda penyearah di mana tegangan suplai IC tersebut diambil dari jalur itu. Dioda pun kemudian menjadi short juga.
Kerusakan pada poin ketiga juga berefek TV mati total. Apabila dilakukan pengukuran tegangan maka akan tampak bahwa tegangan Vcc 300V ternyata tidak ada.
Perhatikan gambar rangkaian main-power berikut ini :
Rangkaian ini telah dikemukakan dan dijelaskan secara detil pada tulisan sebelumnya, karena itu di sini tidak perlu dijelaskan lagi, lihat dalam : Memperbaiki TV, pengenalan power-supply TV .
Apabila sekering F1 ternyata putus, maka kemungkinan-kemungkinan kerusakannya adalah :
- Posistor Rb telah short. Posistor seringkali tidak menunjukkan hasil pengukuran nol Ohm ketika di-check dengan AVO-meter meskipun ia telah short.
- Dioda bridge rusak. Jika yang digunakan adalah empat diode yang disusun secara bridge, mungkin ada satu atau dua dioda sudah short. Lakukan pengecekan satu persatu.
- Transistor power-regulator T4 rusak. Jika ini yang terjadi maka komponen-komponen rangkaian power-supply lainnya seperti R5, R9, R13, R15, C5 (jika ada), C4, C6, Z2, T1, T2, T3 juga perlu diperiksa. Yang rusak diganti dengan yang baru.
Harus selalu dipastikan bahwa memang sudah tidak ada komponen rusak yang belum diganti sebelum melakukan pengetesan dengan menghidupkan TV.
Kerusakan power-supply yang tidak mengakibatkan TV mati total .
Selain yang telah dikemukakan di atas, ada juga kerusakan power-supply yang tidak berefek TV menjadi mati total, di antaranya :
4.Tegangan keluaran +115V drop/menurun
5.Salah satu tegangan keluaran tidak ada (nol Volt).
Kerusakan pada poin keempat dapat berefek gambar memburuk, tidak penuh di layar, bergoyang atau bengkok-bengkok.
Turunnya tegangan +115V sering disebabkan oleh elco filter C10 yang meratakan tegangan di jalur itu telah rusak. Nilainya antara 100µF/160V sampai dengan 220µF/160V.
Jika dilakukan pengukuran tegangan di jalur +115V maka akan terukur tegangan sekitar 90V atau kurang. Gantilah elco tersebut dengan nilai yang sama atau sedikit lebih besar, jangan menggantinya dengan nilai yang lebih kecil.
Kerusakan pada poin kelima dapat disebabkan oleh rusaknya (putus) dioda penyearah di jalur keluaran di mana di situ tidak ada tegangan atau nyaris nol Volt.
Contoh : Tegangan keluaran +24 (jika ada) untuk suplai rangkaian output vertikal terukur hampir nol Volt. Efeknya adalah TV hidup tetapi gambar hanya sebentuk garis mendatar di tengah.
Kemungkinan kerusakan-kerusakan lainnya .
Kerusakan rangkaian power-supply TV memang cukup beragam, seolah setiap komponen yang berada di dalamnya ketika rusak dapat menimbulkan gejala yang berbeda-beda. Apa yang diulas di sini mungkin memang belum mencakup semuanya, hanya beberapa yang dianggap paling umum saja. Namun selebihnya adalah improvisasi setiap orang untuk pengalaman reparasinya sendiri-sendiri.
sumber:
www.elektronikaspot.com
Komentar
Posting Komentar